7 Ciri Fisik Anak Epilepsi Paling Terlihat

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Epilepsi adalah suatu penyakit yang menjadikan penderitanya tidak sadarkan diri. Nama lain dari epilepsi adalah ayan, penyakit ini umumnya terjadi karena adanya perintah otak yang tidak terkendali, sehingga membuat penderitanya tidak sadar dan sulit mengendalikan dirinya sendiri. Epilepsi terjadi karena perintah otak pada saraf memiliki impuls listrik, dan itulah sebabnya mengapa seseorang bisa mengalami epilepsi. Berikut ini adalah beberapa ciri fisik anak epilepsi yang bisa Anda perhatikan.

  1. Anak sering merasa kaku pada kaki dan tangan

Salah satu ciri anak yang mengalami epilepsi biasanya sering merasa kaku pada bagian kaki dan tangannya. Ciri ini sangat umum terjadi pada anak-anak yang memiliki riwayat epilepsi sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan karena otot dan sistem syaraf yang mulai tidak berkoordinasi. Penyebab utamanya adalah karena sistem impuls listrik pada otak anak bermasalah.

Informasi epilepsi:

  1. Dada anak sering sesak napas. 

Ciri anak epilepsi selanjutnya adalah sesak napas. Anak yang epilepsi umumnya memiliki gangguan pernapasan yang cukup serius, sehingga ketika anak sesak napas otomatis asupan oksigen pada otak berkurang, hal inilah yang menyebabkan terjadinya epilepsi pada anak. Kondisi ini juga bisa berhubungan dengan asma pada anak sejak awal atau ketika masih bayi.

Informasi asma anak:

  1. Kepala anak sering pusing

Anak yang epilepsi pasti akan lebih sering pusing karena asupan oksigen yang sedikit. Ketika anak sudah mulai pusing, orang tua yang paham pasti akan segara menyiapkan obat yang sudah diberikan dokter. Sehingga anak akan merasa lebih tenang dan epilepsi juga bisa terhenti. (baca: gejala tipes pada anak 1 tahun – gejala tipes pada anak 2 tahun – penyebab penyakit tipes pada balita)

  1. Tubuh anak panas tinggi

Salah satu ciri anak epilepsi lainnya adalah suhu tubuh anak yang semakin tinggi. Ketika anak menagalami demam tinggi hingga 2 hari, maka orang tua sudah harus siap obat kejang untuk mengantisipasi terjadinya epilepsi pada anak.

Baca:

  1. Sulit berkonsentrasi

Anak yang memiliki riwayat epilepsi cenderung sulit untuk berkonsentrasi dengan baik. Hal ini terjadi karena mereka merasa lemas, tegang atau sulit untuk memehami sesuatu.

Informasi anak hiperaktif:

  1. Jika tidak nyaman akan marah

Tingkat emosional yang tinggi juga bisa menyebabkan kambuhnya epilepsi pada anak, karena ciri ini merupakan salah satu ciri anak yang memiliki riwayat epilepsi. Umumnya orang tua akan tahu bagaimana cara untuk menghadapi anak tersebut agar lebih tenang.

(Baca: terapi anak terlambat bicara –  penyebab anak cepat marah – cara melatih anak berbicara – cara melatih bayi cepat bicara)

  1. Tubuh anak merasa tegang

Penderita epilepsi umumnya akan mudah merasa tegang dalam situasi atau kondisi tertentu. Anak yang menderita epilepsi akan mudah pingsan ketika merasa tertekan atau tegang dalam satu lingkungan atau kondisi.

Siapa Saja Penderita Epilepsi ?

Epilepsi adalah suatu penyakit yang disebabkan adanya impuls listrik dari otak kepada saraf atau otot. Penderita epilepsi sendiri mencakup seluruh usia dan gender, sehingga baik balita, anak-anak dan orang dewa juga bisa mengalami epilepsi. Kali ini kita akan mengecilkan konteks dengan membahas tentang epilepsi pada anak-anak.

Penyebab Epilepsi Anak

Setiap orang tua pasti menginkan yang terbaik untuk anaknya, namun anda juga tidak bisa menolak jika memang anak harus mengalami berbagai gangguan dalam kesehatannya. Misalnya saja tentang yang saat ini kita bahas, yaitu epilepsi pada anak-anak. Sebelum memperdalam pemahaman tentang epilepsi pada anak, kenali dulu apa saja penyebab epilepsi pada anak-anak. Tentu saja Anda juga harus tetap memperhatikan ciri fisik anak epilepsi ketika terjadi serangan kejang.

  1. Adanya faktor keturunan

Salah satu penyebab utama penyakit epilepsi pada anak adalah, adanya faktor keturunan dari ayah atau ibu yang memiliki epilepsi sejak masih anak-anak. faktor genetik ini tidak bisa dihindari lagi, karena penyakit ini sudah ada dalam diri anak sejak lahir dan bersifat turun-temurun.

Informasi cacat bayi dalam kandungan:

  1. Anak mengalami cidera di kepala

Faktor yang kedua adalah adanya cidera kepala yang pernah di alami si anak. Cidera kepala sendiri terjadi karena adanya benturan atau anak pernah mendapatkan pukulan di bagian kepala, sehingga hal ini menjadikan kepala anak mengalami cidera yang dapat mengakibatkan epilepsi. (Baca juga: Pertolongan pertama bayi jatuh dari tempat tidurEfek bayi tidur dari tempat tidur – bahaya bayi jatuh terlentang – penggunaan box bayi )

  1. Anak pernah mengalami pendarahan otak

Salain cidera kepala, anak juga bisa mengalami epilepsi karena mengalami pendarahan pada otak. Pendarahan pada otak adalah cidera yang parah, sehingga anak anda harus melakukan CT-Scan secepat mungkin. Pendarahan otak pada anak dapat menyebabkan terjadinya epilepsi mendadak, sehingga anak akan sulit mengendalikan dirinya sendiri dan tidak sadar secara tiba-tiba. (baca: gejala meningitis pada bayi)

  1. Kekurangan asupan oksigen pada otak anak

Kurangnya asupan oksigen pada otak dapat menyebabkan anak mudah terserang epilepsi mendadak. Oleh sebab itu usahakan anak anda selalu dalam kondisi yang tenang, bahagia dan tidak menyimpan beban dalam dirinya. Ini adalah tugas anda sebagai orang tua, agar anda lebih meningkatkan bonding dengan anak. (baca: penyebab asfiksia pada bayi baru lahir – penanganan bayi asfiksia – asfiksia)

  1. Gula darah yang tidak stabil

Tidak stabilnya gula darah dapat menyebabkan epilepsi pada anak-anak. Gula darah pada tubuh anak berfungsi untuk mengoptimalkan kinerja tubuh anak setiap harinya. Oleh sebab itulah jika terjadi adanya ketidak normalan pada gula darah anak, maka anak bisa mengalami epilepsi secara mendadak. (baca: hipoglikemi pada bayi  – hipotermia pada bayi baru lahir  – penanganan hipotermia pada bayi)

  1. Salah memberikan obat pada anak

Sebagai orang tua yang bertanggung jawab, sudah seharusnya anda mengerti mana yang baik dan mana yang tidak baik untuk anak. Tahukah anda jika beberapa penyebab terjadinya epilepsi pada anak, karena adanya kesalahan saat orang tua memberikan obat. Oleh sebab itu sebaiknya anda berhati-hati saat memberikan obat kepada si kecil.

Gejala Epilepsi

Sebelum menuju pada apa gejala epilepsi, sebaiknya anda juga tahu tentang jenis epilepsi. Epilepsi memiliki dua jenis atau kategori, yang pertama adalah epilepsi parsial atau epilepsi yang terjadi pada anak yang masih sadar dan tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada tubuhnya. Sedangkan epilepsi umum adalah epilepsi yang terjadi pada anak secara menyeluruh. Disini anak akan hilang kesadaran dan seluruh tubuh anak juga tidak bisa dikendalikan secara normal. Adapun gejala yang terjadi pada anak epilepsi adalah sebagai berikut ini :

  1. Mata terbuka dan pandangan kosong
  2. Tangan dan kaki bergerak sendiri
  3. Tubuh merasa lemas dan tiba-tiba jatuh
  4. Sesak napas tiba-tiba
  5. Wajah membengkak dan pucat
  6. Tegang berlebihan 

Pengobatan Epilepsi dan Efek Samping

Epilepsi adalah salah satu penyakit yang sulit untik diselesaikan. Namun anda bisa mencegahnya dengan memberikan anak obat atau resep dokter. Biasanya dokter akan memberikan obat anti epilepsi atau yang biasa disebut OAE. Obat ini mampu menguransi freakuensi terjadinya kejang pada anak, sehingga anak akan lebih jarang kejang atau bahkan bisa sembuh dengan mengonsumsi OAE.

Biasanya dokter akan menyesuaikan dosis obat berdasarkan kondisi epilepsi anak, usia, dan sesering apa anak mengalami kejang. Jika anak mengonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran dokter, maka besar kemungkinan anak akansembuh dari epilepsi atau paling tidak penyakit tersebut bisa diatasi dengan baik. Selain itu anda juga harus bisa mengatur gaya hidup dan pola makan anak. Adapun efek samping yang bisa terjadi ketika mengonsumsi OAE adalah sebagai berikut :

  1. Berat badan anak akan meningkat ( anak akan lebih gemuk dari sebelumnya ).
  2. Anak akan merasa pusing dan berat pada kepala.
  3. Anak akan merasa mudah lelah.
  4. OAE bisa mengurangi kepadatan tulang pada anak.
  5. Berkurangnya daya ingat anak ( hal ini masih bisa diatasi dengan mengasah kemampuan anak ).
  6. Anak akan mengalami sulit bicara atau lebih sering diam.
  7. Anak akan malas bergerak seperti biasanya.
  8. Anak bisa mengalami ruam.
  9. Anak bisa mengalami alergi obat.
  10. Anak akan sering mengalami susah tidur.

Mengatasi anak yang epilepsi bukanlah hal yang mudah, namun anda tidak perlu panik untuk mengatasi masalah tersebut. Ketika anda menemukan adanya ciri fisik anak epilepsi, sebaiknya segera bawa anak ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penangan medis tang tepat. Jangan pernah menunda untuk membawa anak ke dokter atau ke rumah sakit jika anak menunjukkan ciri epilepsi. Jadilah orang tua yang pandai dalam mengatasi segala kondisi yang terjadi pada anak, agar anak tidak terlambat mendapatkan penanganan yang tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn