10 Penyebab Epilepsi pada Bayi dan Anak

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap bayi terlahir dengan otak yang terdiri dari berbagai sel syaraf atau neuron. Kemudian neuron akan membantu sistem bisa berkomunikasi dengan impuls listrik. Namun ketika sejumlah impuls listrik dikirimkan ke sistem syaraf dalam waktu bersamaan maka bisa menyebabkan epilepsi. Akibatnya gelombang listrik yang sangat banyak dan cepat bisa menguasai otak. Serangan yang sangat cepat ini akan menyebabkan kejang dan cairan busa yang keluar dari mulut. Inilah yang disebut dengan epilepsi. Dan ini kondisi yang paling sering terjadi sejak masih bayi atau anak-anak dibawah umur. Tapi apa saja penyebab epilepsi pada bayi dan anak? Simak ulasan berikut ini.

Informasi epilepsi:

  1. Bayi lahir prematur

Bayi yang lahir lebih awal juga bisa terkena resiko epilepsi. Ada banyak hal yang menyebabkan bayi bisa terlahir prematur termasuk seperti kehamilan kembar atau komplikasi kehamilan. Ini sangat berbahaya untuk bayi karena organ pada otak dan sistem syaraf belum berkembang dengan sempurna. Kemudian bayi juga bisa lahir dengan kondisi kekurangan oksigen. Ada banyak resiko penyakit yang bisa terjadi pada bayi yang lahir secara prematur. Kemudian ketika bayi lahir prematur maka juga bisa memiliki resiko pendarahan dalam otak. Kondisi ini yang akan memicu serangan kejang pada sistem otak dan juga resiko pendarahan intrakranial.

Informasi bayi prematur:

  1. Bayi kekurangan oksigen saat persalinan

Kemudian penyebab epilepsi pada bayi dan anak yang lain adalah terjadi ketika bayi dilahirkan dengan kondisi kurang oksigen. Hal ini bisa terjadi karena proses persalinan yang sangat sulit, ibu mengalami pendarahan yang berat selama persalinan, gangguan pada plasenta, bayi lahir sungsang dan kondisi kesulitan lain. Tanda bayi yang kurang oksigen bisa saja seperti tidak menangis saat dilahirkan, warna kulit sangat pucat, bibir biru, detak jantung yang sangat lemah dan bayi tidak bereaksi terhadap beberapa tes. Akibatnya maka otak bayi kurang oksigen, sehingga banyak reaksi impuls listrik setelah bayi lahir yang memicu neuron pada otak bayi. (baca: penyebab asfiksia pada bayi baru lahir – penanganan bayi asfiksia – asfiksia)

  1. Kadar natrium, kalsium dan glukosa sangat rendah pada bayi

Bayi yang lahir akan melewati beberapa pemeriksaan dan kemudian bayi bisa dinyatakan sehat. ketika bayi lahir dengan berat badan yang rendah maka bayi mungkin kurang nutrisi selama dalam kandungan. Hal ini juga bisa membuat penyerapan nutrisi pada bayi menjadi sangat rendah. Akibatnya bayi bisa kekurangan bahan penting seperti natrium, kalsium dan glukosa. Kekurangan bahan ini bisa menyebabkan gerakan neuron dan sistem syaraf dalam otak bayi menjadi tidak normal. Inilah yang kemudian bisa menyebabkan bayi terkena epilepsi. Semua ini juga bisa dipengaruhi ketika ibu hamil kurang nutrisi selama hamil. (baca: hipoglikemi pada bayi  – hipotermia pada bayi baru lahir  – penanganan hipotermia pada bayi)

  1. Bayi terkena penyakit infeksi pada otak dan batang otak

Bayi yang masih sangat rentan termasuk usia 3 tahun ke bawah, bisa terkena infeksi. Ada dua jenis infeksi yang sangat berbahaya pada bayi seperti meningitis dan ensefalitis. Meningitis disebabkan oleh virus yang kemudian menyerang sum-sum tulang yang menghubungkan dengan batang otak. Dampaknya sangat berat karena bisa memicu kematian pada bayi jika tidak dirawat dengan cepat dan tepat. Kemudian bayi yang terkena ensefalitis sebenarnya terjadi ketika virus menyerang pada batang otak dan bisa melemahkan sistem otak. Bayi bisa koma selama berbulan-bulan dan memiliki resiko tinggi terkena epilepsi. (baca: gejala meningitis pada bayi)

  1. Kelainan otak sejak lahir

Cacat mental atau cacat fisik pada bayi juga bisa menyebabkan epilepsi pada bayi. Hal ini paling sering terjadi ketika bayi terkena kelainan otak sejak lahir. Beberapa penyakit lain seperti sindrom down, trisomi 13, sindrom fragille dan jenis kelainan lain bisa menyebabkan bayi terkena epilepsi. Komplikasi pada otak akan membuat bayi lebih sering terkena kejang. Kemudian masalah ini bisa lebih berat karena biasanya otak bayi juga tidak mendapatkan oksigen yang cukup akibat masalah paru-paru dan jantung pada bayi.

Informasi kelainan bayi:

  1. Pengaruh genetik

Banyak ahli yang mengatakan jika epilepsi bukan termasuk penyakit keturunan. Memang ini tepat karena nyatanya tidak ada bukti yang membenarkan bahwa epilepsi itu penyakit yang diturunkan. Tapi ketika salah satu orang tua atau keluarga orang tua memiliki riwayat epilepsi maka anak juga bisa mengalami hal yang sama. Jadi secara umum medis sering menyebutkan jika epilepsi juga bisa disebabkan oleh genetik meskipun angkanya memang sangat kecil.

Informasi cacat bayi dalam kandungan:

  1. Pengaruh cedera kepala saat bayi

Cedera kepala saat masih bayi ternyata juga bisa menyebabkan bayi mengalami epilepsi. Resiko cedera kelapa pada bayi paling sering terjadi karena bayi jatuh dari tempat tidur, kecelakaan kendaraan yang menyebabkan pukulan pada kepala dan bayi jatuh saat digendong. Benturan yang keras bisa menyebabkan bagian otak terguncang kemudian memicu dorongan keras pada neuron. Akibatnya banyak impuls listrik yang menyerang sistem syaraf dalam waktu bersamaan. Inilah yang kemudian meningkatkan resiko epilepsi pada bayi dan anak-anak. (Baca juga: Pertolongan pertama bayi jatuh dari tempat tidurEfek bayi tidur dari tempat tidur – bahaya bayi jatuh terlentangpenggunaan box bayi )

  1. Kelainan hidrocefalus pada bayi

Salah satu kelainan lain yang bisa menjadi penyebab epilepsi pada bayi dan anak adalah kondisi hidrocefalus. Hidrocefalus akan membuat kepala bayi banyak berisi cairan yang kemudian mendesak otak, sistem syaraf dan fungsi organ lain. Otak menghasilkan cairan yang kemudian bisa disekresikan ke luar tubuh melewati beberapa organ. Tapi pada hidrocefalus tidak ada saluran yang bisa membantu cairan keluar. Akibatnya bisa merusak otak dan memicu epilepsi pada bayi. (baca: penyakit neurologi pada anak –  Hidrosefalus pada bayi – Operasi hidrosefalus pada bayi)

  1. Bayi sering demam kejang

Suhu tubuh menjadi perhatian pada saat bayi masuk ke masa pertumbuhan. Salah satu respon yang jelas ketika tubuh bayi sakit adalah demam. Demam pada bayi terkadang bisa sangat tinggi atau naik turun. Saat bayi demam tinggi maka neuron pada otak merangsang impuls listrik yang bersamaan. Inilah yang kemudian juga memicu step atau kejang pada bayi. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa menjadi epilepsi pada bayi Anda.

Baca:

  1. Bayi terkena hipoksia perinatal

Lahir tepat waktu atau kehamilan lebih lama juga bisa memicu epilepsi pada bayi. Kondisi ini terjadi ketika bayi lahir kemudian langsung mengalami kekurangan oksigen pada bagian otak. kondisi ini bisa terjadi sejak bayi sudah masuk waktu persalinan. Hipoksia perinatal adalah sebuah kondisi yang bisa membuat otak bayi terluka, otak bayi tumbuh dengan tidak normal dan otak bayi kekurangan nutrisi. Selain menyebabkan epilepsi maka kondisi ini juga bisa memicu kelainan pada anak seperti autis, tantrum dan hiperaktif. (baca: bayi lahir tidak menangis – bayi jarang menangis dan tidur terus)

Informasi anak autis:

Jadi itulah berbagai penyebab epilepsi pada bayi dan anak yang sebaiknya memang harus diwaspadai. Ketika bayi Anda menunjukkan tanda-tanda sakit maka segera bawa ke rumah sakit agar segera mendapatkan perawatan yang paling tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn