5 Manfaat Susu Soya untuk Bayi 0-6 Bulan

√ Scientific Base Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Susu soya merupakan tren susu formula yang saat ini banyak diminati oleh beberapa ibu rumah tangga. Susu soya merupakan susu yang berasal dari kedelai, berbeda dengan susu formula yang umumnya beredar di Indonesia yang beasal dari susu sapi. Karena bahan dasarnya yang berbeda ototmatis kandungannya akan berbeda pula, namun susu soya yang diperkaya dengan kandungan lain mampu menyamai kadar dari susu formula.

Baca juga:

Susu Soya vs Susu Sapi

Berikut ialah perbedaan antara susu soya yang sudah diperkaya dengan kandungan lainnya dan susu sapi

Kalori

  • Susu sapi: 130
  • Susu soya: 100

Lemak

  • Susu sapi: 5 g (3 gr lemak jenuh)
  • Susu soya: 4 g (3,5 g lemak jenuh)

Kolesterol

  • Susu sapi: 8 g
  • Susu soya: 7 g

Kalsium

  • Susu sapi: 300 mg
  • Susu soya: 350 mg

(Baca Juga: Manfaat Brokoli untuk AnakManfaat Pisang Untuk Bayi)

Protein

  • Susu sapi: 8 g
  • Susu soya: 7 gr

Gula

  • Susu sapi: 12 g
  • Susu soya : 4 g

Serat

  • Susu sapi: 0 g
  • Susu soya: 2 g

Zat besi

  • Susu sapi: 0% kebutuhan harian
  • Susu soya: 10% kebutuhan harian

Baca juga:

Berikut merupakan beberapa manfaat susu soya untuk bayi:

1. Baik untuk bayi yang alergi susu sapi

Alergi susu sapi merupakan hal yang sering terjadi pada bayi. Alergi susu sapi merupakan reaksi hipersensitivitas yang dimediasi oleh IgE, dalam hal ini bayi memiliki alergi terhadap protein susu sapi. Susu soya merupakan alternatif yang baik pada bayi yang memiliki alergi susu sapi. Namun, beberapa ahli mengatakan bahwa bayi yang memiliki alergi susu sapi cenderung untuk mengalami alergi susu soya juga namun hal ini bisa dibantah melalui penelitian yang mengatakan hanya 10-14% bayi yang alergi susu sapi akan menderita alergi susu soya. Namun untuk keamanan pastikan kepada dokter. (Baca Juga: Susu Formula untuk Bayi Kembung Perut , Makanan Bayi Alergi Susu)

Hal yang berbahaya pada alergi ialah reaksi anafilaktik, atau reaksi alergi sistemik atau pada seluruh tubuh yang bisa menyebabkan kematian. Susu soya memiliki kelebihan lainnya, yaitu reaksi anafilaktik pada protein susu soya sangat jarang terutama pada bayi sehingga susu soya sangat cocok.

Walaupun susu soya bisa menggantikan susu sapi untuk kasus alergi susu sapi, bayi yang memiliki resiko tinggi alergi atau bayi yang orang tuanya baik ibu dan/atau ayah memiliki riwayat alergi dan saudara yang memiliki riwayat alergi, bayi tidak mendapatkan manfaat dari susu soya, dalam artian susu soya tidak mengurangi kejadian alergi pada bayi di masa depan, oleh karena itu para ahli setuju sebaiknya meminum susu soya hanya dilakukan pada saat bayi memang tidak bisa minum susu sapi karena penelitian mengatakan bahwa susu soya tidak memiliki keuntungan dibandingkan susu sapi pada bayi normal. (Baca juga: Cara Mengatasi Bayi Alergi Susu SapiCiri-ciri Bayi Alergi Susu Sapi)

2. Baik untuk bayi yang mengalami gangguan metabolisme karbohidrat

Bayi dengan gangguan metabolisme karbohidrat yang mendapatkan manfaat dari susu soya adalah bayi dengan gangguan galaktosemia dan defisiensi laktase primer. Kedua kondisi ini pada dasarnya merupakan hal yang sangat jarang.

Baca juga:

Galaktosemia merupakan gangguan yang tidak bisa mencerna galaktosa yang merupakan salah satu jenis karbohidrat. Defisiensi laktase primer merupakan gangguan dimana enzim laktase tidak bisa diproduksi sejak awal atau merupakan gangguan kongenital. Laktase merupakan enzim yang diperlukan untuk mencerna laktosa yang juga merupakan salah satu jenis karbohidrat. Galatosa merupakan karbohidrat disakarida yang berasal dari kombinasi monosakarida laktosa dan gula lainnya.

Kedua penyakit diatas, penggunaan susu formala berbasis kedelai akan menjadi alternatif yang baik, karena susu soya menggunakan sukrosa, salah satu jenis karbohidrat, sebagai sumber karbohidrat utamanya. Hal ini disebabkan oleh susu formula menggunakan laktosa sebagai karbohidrat utama sehingga bayi dengan galaktosemia dan defisiensi laktase primer tidak akan bisa memecah laktosa yang akan menyebabkan gangguan pada sistem percenaan bayi sehingga nutrisi dari susu sapi tidak bisa dicerna. (baca juga: Penyebab Kelainan Kongenital Non Genetik ,  Bolehkah Ibu Hamil Menyusui)

3. Baik untuk diare akut

Diare merupakan salah satu hal yang sering terjadi pada bayi, diare walaupun sederhana namun bisa berakibat fatal karena bisa menyebabkan dehidrasi, penanganan dehidrasi umumnya hanyalah rehidrasi. Diare pada bayi umumnya disebebakan oleh rotavirus. (Baca Juga: Bahaya Bayi Menggunakan Empeng)

Penelitian yang membandingkan air susu ibu (ASI), susu sapi dan susu soya tidak ditemukan perbedaan pada tingkat pemulihan dari diare akibat rotavirus dan nonrotavirus berdasarkan terapi nutrisi namun susu soya mampu mengurangi durasi diare. Oleh karena itu susu soya baik untuk mengurangi durasi diare dan mencegah diare karena kandungan seratnya.

Baca juga:

4. Baik untuk bayi defisiensi laktase sekunder

Defisiensi laktase sekunder prinsipnya hampir sama dengan dengan defisiensi laktase primer, hanya saja bayi sebelumnya memiliki enzim laktase namun seiring berjalannya waktu enzim tersebut tidak dapat diproduksi lagi oleh bayi atau kadar yang dihasilkan lebih sedikit dari sebelumnya.  (Baca juga: Cara Mengobati Puting Lecet Saat Menyusui , Pengobatan Masitis Pada Ibu Menyusui)

Bayi yang tidak memiliki laktase apabila diberikan susu yang berbasis laktosa akan mengalami diare, oleh karena itu susu soya yang karbohidrat utamanya ialah sukrosa sangat baik untuk bayi dengan kondisi defisiensi laktase sekunder.

Namun beberapa penilitian mengatakan bahwa defisiensi laktase sekunder memiliki laktase namun kadarnya tidak sesuai normal, oleh karena itu bayi dengan kondisi ini bisa mencerna laktase namun dalam jumlah sedikit, oleh karena itu susu soya direkomendasikan tapi bukan dalam jangka panjang. (Baca juga: Manfaat Madu Untuk Ibu Hamil , Hipoglikema Pada Bayi)

5. Untuk orang tua vegetarian

Bayi dengan orang tua vegetarian yang tidak meinginkan anaknya mengkonsumsi produk hewani bisa menggunakan susu soya sebagai aleternatif yang baik. Namun para ahli tetap merekomendasikan susu sapi karena susu sapi memiliki kandungan yang lebih baik untuk perkembangan bayi terutama anak-anak. (Baca juga: Cara Mengatasi Bayi Susah Tidur , Ibu Hamil Muda Cepat Lapar)

Kekhawatiran Susu Soya

1. Kebutuhan nutrisi

Susu soya memiliki kadar nutrisi yang berbeda dengan susu sapi, oleh karena itu kekhawatiran akan kebutuhan nutrisi bayi menjadi hal yang wajar. Namun penelitian menyebutkan bahwa pertumbuhan anak yang mengkonsumsi susu soya tidak menunjukkan perbedaan dengan susu sapi. (Baca juga : Penyebab Bayi Sering Muntah , Obat Tradisional Muntah Pada Anak)

2. Perkembangan Reproduksi

Susu soya mengandung phytoestrogen yang akan berikatan dengan reseptor estrogen dan memiliki efek jangka panjang seperti kanker uterus dan kanker testis. Namun hal ini dibantah oleh penelitian yang mengatakan bahwa bayi yang mengkonsumsi susu soya memiliki fungsi reproduksi yang baik di masa depan. (Baca juga: Cara Menyusui Bayi , Menyusui Bayi Sambil Tiduran)

Kesimpulan

Melihat dari kandungan tersebut memang terlihat susu soya mampu menggantikan susu formula, namun tidak semua ahli sependapat dalam hal ini, karena kandungan yang ditambahkan pada susu soya agar mengimbangi susu sapi lebih baik didapatkan langsung di susu sapi karena bahan alami akan lebih mudah dicerna oleh bayi. (Baca juga: Cara Agar ASI Keluar Banyak Setelah Melahirkan , Bayi Baru Lahir Sering BAB Setelah Minum ASI)

Susu soya awalnya memang didesign sebagai alternatif untuk bayi yang mengalami alergi susu sapi dan gangguan lainnya yang berhubungan dengan susu sapi, oleh karena itu sebaiknya susu soya digunakan sebagai alternatif bukan sebagai pengganti susu sapi karena kandungan nutrisi pada susu sapi lebih lengkap dalam artian lebih lengkap karena nutrisi pada susu sapi lebih alami dibandingan susu soya yang sudah diperkaya dengan nutrisi lainnya untuk memenuhi kebutuhan bayi. (Baca juga: Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu hamil)

fbWhatsappTwitterLinkedIn